Rabu, 27 Juni 2012

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

Inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk aktif berpikir dan menemukan pengertian yang ingin diketahuinya. Dalam model pembelajaran ini, peserta didik dilibatkan dalam proses penemuan melalui pengumpulan data dan tes hipotesis. Menurut Trowbridge dan Bybee (1996) dalam Paul Suparno (2007: 65), inkuiri adalah proses yang di dalamnya para saintis mengajukan pertanyaan tentang alam dunia ini dan bagaimana mereka secara sistematis mencari jawabannya. Sedangkan Welch dalam Paul Suparno (2007: 65) mendefinisikan inkuiri sebagai proses manusia mencari informasi atau pengertian, sehingga sering disebut a way of thought.

Kindsvatter, Wilen, dan Ishler (1996) dalam Paul Suparno (2007: 65) menjelaskan inkuiri sebagai model pembelajaran dengan cara guru melibatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik untuk menganalisis dan memecahkan persoalan secara sistematik. Hal yang utama dari inkuiri adalah menggunakan pendekatan induktif dalam menemukan pengetahuan dan berpusat pada keaktifan peserta didik. Jadi, pembelajaran bukan berpusat pada guru, melainkan kepada peserta didik. Dalam inkuiri, isi dan proses penyelidikan diajarkan bersama dalam waktu yang bersamaan. Peserta didik melalui proses penyelidikan akhirnya sampai kepada isi pengetahuan itu sendiri. Langkah-langkah model inkuiri menurut Kindsvatter, Wilen, dan Ishler (1996: 263-267) dalam Paul Suparno (2007: 66-67) adalah: 1. mengidentifikasi dan mengklarifikasi masalah 2. membuat hipotesis 3. mengumpulkan data 4. menganalisis data 5. mengambil kesimpulan.

Inkuiri terbimbing adalah inkuiri yang banyak melibatkan guru. Guru banyak mengarahkan dan memberikan petunjuk melalui prosedur yang lengkap dan pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama proses inkuiri (Kindsvatter dkk dalam Paul Suparno, 2007: 68). Bahkan dalam inkuiri terbimbing guru sebelumnya sudah memiliki jawaban sehingga peserta didik tidak begitu bebas mengembangkan gagasan dan idenya. Guru memberikan persoalan dan peserta didik diminta memecahkan persoalan itu dengan prosedur yang tertentu yang diarahkan oleh guru. Peserta didik dalam menyelesaikan persoalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan guru. Campur tangan guru misalnya dalam hal pengumpulan data, guru sudah memberikan beberapa data dan peserta didik tinggal melengkapi. Guru banyak memberikan pertanyaan di sela-sela proses sehingga kesimpulan lebih cepat dan mudah diambil. Dengan model terarah seperti ini, maka kesimpulan akan selalu benar dan sesuai dengan kehendak guru.

“Proses pembelajaran sains dengan menggunakan inkuiri terbimbing akan melibatkan peserta didik untuk aktif sehingga belajar menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan” (http://www.matcmadison.edu). Keaktifan peserta didik yang dimaksud antara lain aktif dalam menganalisis data, aktif bekerja sama dalam tim yang diatur sendiri oleh peserta didik untuk memahami suatu konsep maupun memecahkan masalah, aktif untuk merefleksikan atas pengetahuan yang telah diperoleh, serta aktif untuk mengembangkan konsep-konsep yang telah dipahami. Dengan demikian, dalam inkuiri terbimbing guru lebih berperan sebagai fasilitator, bukan sebagai sumber tunggal dalam proses pembelajaran.

Suchman dalam Paul Suparno (2007: 69) menjelaskan beberapa syarat agar terjadi inkuiri yang baik, yaitu: 1. kebebasan, artinya perlu ada kebebasan peserta didik untuk menemukan dan mencari informasi. 2. lingkungan atau suasana yang responsif, misalnya tersedia laboratorium, komputer, kelas, pustaka, dan sarana yang mendukung terjadinya proses inkuiri. 3. focus, artinya persoalan yang akan didalami harus jelas arahnya dan dapat dipecahkan peserta didik. 4. low pressure, artinya tidak banyak tekanan dari siapapun dan manapun sehingga peserta didik dapat lebih berpikir kreatif dan kritis.

Menurut Trowbridge dan Bybee dalam Paul Suparno (2007: 70), unsur-unsur yang harus diperhatikan secara sungguh-sungguh agar model inkuiri yang sudah direncanakan dapat berjalan lancar dan mendukung pembelajaran peserta didik adalah: 1. persoalan harus nyata, mempunyai arti bagi peserta didik dan dapat diteliti oleh peserta didik. 2. buku sebagai sumber informasi tentang latar belakang masalah tersedia. 3. alat-alat yang diperlukan untuk proses inkuiri tersedia. 4. pertanyaan pengarah perlu disiapkan guru agar peserta didik terfokus. 5. hipotesis peserta didik perlu dilihat oleh guru dan dimengerti maksudnya oleh peserta didik lain. 6. data perlu dikumpulkan dengan baik oleh peserta didik. 7. pengambilan kesimpulan perlu diperhatikan apakah logis atau tidak, tepat atau tidak. Peserta didik perlu dibantu untuk dapat mengambil kesimpulan bagi diri mereka sendiri. 8. Lembar Kerja Peserta Didik disiapkan untuk membantu peserta didik dalam proses inkuiri sehingga proses berjalan efektif dan efisien. Lembar kerja dapat disediakan oleh guru dengan menyertakan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan peserta didik agar dapat menemukan konsep/memecahkan masalah yang dihadapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar